Rabu, 11 November 2015


Kumpulan Puisi Chairil Anwar.
 Aku
 Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
 Tidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalang
 Dari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitku
 Aku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlari
 Berlari
 Hingga hilang pedih periDan akan akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
TAK SEPADAN
Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

Februari 1943

 Senja di Pelabuhan Kecil
 Buat Sri Ayati
 Ini kali tidak ada yang mencari cinta
 di antara gudang, rumah tua, pada cerita
 tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
 menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
 menyinggung muram, desir hari lari berenang
 menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
 dan kini tanah dan air tidur hilang ombak
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
 menyisir semenanjung, masih pengap harap
 sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
 dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
Cintaku Jauh di Pulau
 Cintaku jauh di pulau
 Gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar
 di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
 angin membantu, laut terang, tapi terasa
 aku tidak ‘kan sampai padanya
Di air yang tenang, di angin mendayu
 di perasaan penghabisan segala melaju
 Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
 Perahu yang bersama ‘kan merapuh
 Mengapa Ajal memanggil dulu
 Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
 kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.




itu lah beberapa kumpulan puisi chairil anwar saya nadiya Alatas terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar